OLEH-OLEH
PELATIHAN KESEHATAN PENJAMAH MAKANAN
Puskesmas
Rampal Celaket
April
2013
“Pikiranmu akan
menjadi ucapanmu. Ucapanmu akan menjadi perilakumu. Perilakumu akan menjadi
kebiasaanmu. Kebiasaanmu akan menjadi karaktermu. Karaktermu akan menjadi
taqdirmu”. –Mahatma Gandhi—
Yang saya pikirkan saat ini adalah bagaimana membuat
jalan tol menuju surga hanya dengan bermodal berbagi informasi-informasi
penting berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Berawal dari pikiran dan
berakhir menjadi taqdir bila kita mampu mengubahnya sendiri melalui berbagai
cara yang kita bisa.
Hermawan Kertajaya mengatakan “Latihan akan menguadratkan
skill, berlatih membuat orang menyadari kelemahan-kelemahannya. Latihan akan
membuka pintu lebar-lebar untuk menjadi pribadi excellence. Entah itu alegori
atau ungkapan motivasi atau apapun namanya, intinya adalah saya gunakan sebagai pijakan untuk mensiasati
kelemahan yang ada pada diri saya untuk terus berlatih dan berlatih sehingga skill
tidak hanya meningkat pangkat dua
namun pangat tiga, empat, dan seterusnya.
Pribadi introvet (cenderung menarik diri dari pergaulan)
sudah ada sejak masa kecil saya sehingga untuk mensiasatinya adalah dengan
mengikuti berbagai kegiatan organisasi, namun tetap saja pribadi tersebut masih
melekat kuat, siasat kedua adalah dengan mengasah kemampuan yang bertolak
belakang dengan introvet itu sendiri meskipun hanya untuk ngibuli supaya kelihatan ekstrovet, melalui tulisan
ini saya mencoba mengakali kemampuan bicara yang belepotan karena apa
yang hendak disampaikan sesungguhnya sempurna ketika masih berada didalam
pikiran namun menjadi tak sesuai bahkan cacat atau tak sempurna ketika
disampaikan secara verbal.
Oleh-oleh pelatihan kesehatan yang saya dapat sebenarnya
telah banyak diketahui oleh banyak pihak, namun lebih ke arah pemantapan dan merefresh
ulang pengetahuan maupun segi praktik dalam hal menjaga kesehatan khususnya di
lingkungan sekolah yang berhubungan dengan para penjamah makanan (yang
memproduksi, penyedia, dan konsumen). Besar harapan dengan pelatihan tersebut
dapat diterapkan oleh semua peserta pelatihan dimana pesan terselubung dari
kegiatan tersebut adalah “menuju kantin sehat”, kantin sehat, sekolah sehat,
generasi penerus bangsa ini pun sehat.
Pelatihan ini berlangsung selama 2 hari, 29-30 April 2013,
peserta pelatihan terdiri dari para guru UKS dan Penjual di kantin sekolah yang
berjumlah 20 orang dari 10 sekolah yang tersebar di wilayah kerja puskesmas
rampal celaket seperti Santo yusup, Mardiwiyata, Cor Jesu, Ahmad Yani, SMA 3,
SMAI, dll. Peserta pelatihan yang mayoritas perempuan membuat saya tampak
paling ganteng karena hanya 3 orang saja laki-lakinya, saya dan dua orang bapak
paruh baya. Para pemateri adalah pihak dari dinas kesehatan kota Malang yang
sangat berkompeten di bidangnya. Sebut saja bu Khusnul, beliau sangat lihai dan
mahir ketika menyampaikan materi tentang makanan dan gizi, fakta-fakta aktual
disampaikan beliau dengan data-data akurat yang beliau paparkan.
Fakta yang mencengankan saya adalah ketika beliau
menyampaikan bahwa jajanan dan makanan yang diedarkan di Festival Malang Tempoe
Doloe (MTD) 2012, ternyata 80% makanan yang beredar positif mengandung
bahan-bahan tambahan pangan yang terlalu berbahaya bagi kesehatan tubuh penikmat
jajanan tersebut, warna merah dan kuning mencolok yang terkadung dalam krupuk,
lupis, dll ternyata mengandung beberapa bahan kimia yang berbahaya seperti
Radomin B (pewarna baju/ wantek), borak, formalin,metanil dll.
Empat bahan kimia yang saya sebutkan sangat mendominasi
makanan-makanan yang beredar di MTD dan fakta lain juga membuktikan makanan
tersebut juga beredar di masyarakat malang secara meluas. Bagaimana bisa racun
berdalih makanan tersebut dengan mudahnya dijumpai dipasaran? Dan secara jujur
sampai sekarang pun saya menyesali kenapa tidak dulu-dulunya saya mengetahui
informasi penting berkenaan dengan kesehatan ini. Banyak makanan yang telah
saya konsumsi ternyata mengandung bahan-bahan kimia tersbut, dimana menurut bu
Khusnul, bahan tersebut memang efeknya tidak langsung melainkan jangka panjang
dan akan meledak pada saatnya dengan nama-nama penyakit modern yang beraneka
ragam tergatung bagian tubuh mana yang terserang terlebih dahulu.
Secara garis besar informasi yang disampaikan tentang
kesehatan dan gizi oleh bu Khusnul sangat mengerikan bagi saya, dan menimbulkan
efek takut ketika mengingat-ingat bahwa dahulunya terlalu banyak makanan
tersebut masuk ke dalam perut saya. Sebut saja bakso, pangsit, kerupuk pasir,
cilok, dan kawan-kawan sebangsanya. Bu Khusnul menambahkan, makan dan minuman
yang mengandung bahan pengawet maupun kimia tersebut sebenarnya boleh, namun
bila berlebih dan terus-menerus setiap harinya akan sangat berbahaya.
Setali tiga uang dengan yang disamapaikan dokter Ali
Sahab tentang bahan tambahan pangan. Bahaya biologis, bahaya kimia, bahaya
fisik, beserta rinciannya yang beliau sampaikan baik itu dari alam maupun tidak,
lagi-lagi banyak sekali kesalahan-kesalahan yang diambil jalan pintas untuk
menyiasatinya dengan resiko jangka panjang yang menakutkan. Ambil contoh
seperti air raksa atau merkuri, senyawa logam berat ini bila termakan oleh kita
dan mengendap dalam tubuh, dia tidak bisa keluar lagi atau sulit keluar, nah
bahan tersebut ternyata terkandung dalam makanan kita sehari-hari tanpa sadar
kita makan. Disebut bahaya kimia dan juga bahaya biologis karena bahan tersebut
masuk melalui mulut kita dalam bentuk makanan berupa ikan yang tercampur
merkuri, dan makanan laut atau makanan olahan dari laut lainnya, serta jamur,
ikan butek dll. Rekan sejawat dokter Ali, ketika dalam masa kehamilannya
sangat gemar makan ikan dengan harapan anaknya kelak akan cerdas dan pintar. Namun
sayangnya setelah kedua anaknya lahir, ternyata semuanya cacat bahkan diatas
level idiot, setelahnya rekan dokter Ali tersebut yang juga pegawai dinas
kesehatan kota Malang, melakukan penelitian sendiri terhadap ikan yang
dikonsumsinya terdahulu yang berada di Kalimantan, dan ternyata memang
kandungan ikan tersebut terlalu banyak bahan kimia yang mencemari habitat ikan.
Ketika materi ketiga disampaikan oleh bu Kurniataniningrum,
beliau menjelaskan terlebih dahulu sebab musabab pemberian namanya kenapa ada tani
pada namanya, dikarenakan pada tanggal kelahirannya adalah 29 september (kalau
ndak salah) adalah hari tani nasional sehingga orang tua beliau supaya mudah
mengenang hari tani nasional , cukup mengingat-ingat nama bu nia (panggilan bu
Kurniataniningrum).
Kembali ke materi ketiga, bu nia menyinggung masalah
antioksidan, informasi yang saya garis bawahi dan saya tulis besar-besar di note
saya adalah antioksidan sebagai zat yang mampu mencegah kerusakan sel atau
menetralisir racun-racun yang ada didalam tubuh akan bisa bekerja bilamana
ketika kita berhenti makan sebelum kenyang dengan artian bahwa harus ada ruang
kosong didalam perut. Hal ini tentu saya sebagai seorang muslim langsung
menarik benang merah, “benar juga kata Rasul, beliau bersabda bahwa “makan
ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang”, pelatihan ini juga termasuk
pelatihan penguatan akidah. Karena bagaimana mungkin Rasul yang ummi atau tidak bisa baca tulis bisa mengatakan hal
tersebut padahal secara ilmiah maupun pengalaman beliau belum terlalu tahu hal
tersebut. Yang luar biasanya lagi baru setelah 14 abad berlangsung, manusia
mengetahui manfaat dari hadits Rasul tersebut, namun sayangnya mereka berhenti
pada tataran “iya-ya”, ucapan tersebut justru tidak menjadikan iman mereka
menjadikan kuat melainkan malah semakin rakus untuk berwisata lidah atau
kuliner, mengingat semakin menjamurnya warung-warung makanan yang menggoda kaum
hedonis saat ini untuk makan, makan, dan makan tak peduli sudah kenyang atau
tidak.
Khusus untuk materi kesehatan badan, yang tersisa dan
paling menancap dalam pikiran saya adalah ketika bu Erni menyampaikan bahwa
pukul 11 malam sampai 00:30, ketika kita tidur akan ada proses perbaikan hati,
empedu, usus, secara mandiri dan otomatis oleh tubuh kita. Hanya pada kurun
waktu tersebut saja hati, empedu, usus akan memperbaiki diri, sehingga pesan
bagi para hansip, pemuja warung kopi malam, pecinta begadang dan pembenci H.
Rhoma Irama (begadang jangan begadang) tentu harus melirik dengan dua mata akan
pentingnya istirahat malam. Para kaum pengikut mahzab lowoisme atau pengikut aliran lowo (kelelawar) dimana
keluar malam dan tidur siang hari akan sangat berbahaya bagi mereka, karena
lebih lanjut bu Erni menyampaikan, bila kita setelah shalat subuh tidur lagi
akan menyebabkan mengeraskan hati, dan merusak bagian-bagian tubuh kita.
Banyak lagi pemaparan-pemaparan pemateri yang tak sempat
terekam dalam bentuk tulisan di note saya namun cukup menancap dipikaran
saya. Bahan-bahan pengawet pada makanan buatan pabrikan yang saya jual di
koperasi sekolah baik itu minuman maupun makanan ringan ternyata mengandung
pengawet seperti asesulfat, aspartam, siklamat, sakarin, sukrosa. Memang pihak
BPOM atau yang berwenang memberikan ijin layak tidaknya makanan itu beredar,
mengijinkan makanan-makanan yang saya jual untuk beredar, namun yang saya
takutkan adalah bila setiap hari peserta didik disekolah tempat saya mengajar
mengkonsumsi jajanan pabrikan tersebut tanpa diimbangi dengan pola makan yang
sehat lainnya seperti mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna tentu akan
meracuni mereka semuanya dan bila di diakhirat ditanya “kenapa kamu mendzolimi
diri sendiri dengan memakan racun berkedok makanan? Siapa yang jual makanan
tersebut? “ tentu murid SDIT Ahmad Yang saat ini berjumlah kurang lebih 180-an
akan dengan kompak menjawab Pak Hasan....! (bapak koperasi) J, gauat bin berabe buat saya.
Satu informasi terakhir yang sempat terekam di otak saya
adalah tentang kandungan pengawet bernama Aspartam, aspartam akan bisa berubah
susunan kimiawinya bila bertemu dengan kondisi suhu panas tertentu, dan
parahnya adalah ternyata ia akan berubah menjadi susunan kimiawi yang disebut dengan
formalin. Saya selaku guru olahraga disekolah tentu kaget dengan informasi ini,
Aspartam akan berubah menjadi formalin dicontohkan ketika peserta didik sehabis
olahraga, suhu tubuh mereka menjadi panas, ketika panas itulah tanpa disadari
mereka minum minuman yang mengandung Aspartam yang banyak beredar dipasaran
(baik itu mereka beli di toko, maupun dibekali oleh orang tuanya dari rumah),
memang iklan di TV sangat meyakinkan mereka bahwa ketika setelah olahraga badan
yang banyak kehilangan ion tubuh akan kembali segar, namun bila kita telusuri
dan lihat komposisi yang tertera di botol minuman tersebut mengandung Aspartam.
Selebihnya informasi-informasi berikutnya banyak sekali
menyinggung tentang bagaimana menjadikan kantin sekolah sehat, bersih, dimulai
dari cara memasak, menyajikan, pemilihan bahan, kebersihannya, dan lain
sebagainya beserta cara memblokir atau mencegah habits atau
kebiasaan-kebiasaan yang dianggap biasa namun berbahaya dalam menyajikan
makanan sehat serta tip-tip menuju kantin sehat. Sebagian besar informasi tersebut
menurut hemat saya memang sangat cocok bagi kaum ibu yang peduli akan kesehatan
anak-anaknya, namun setelah saya renungkan ternyata ilmu tersebut tidak hanya
boleh diketahui oleh ibu-ibu, bapak-bapak pun berhak untuk tahu dan mengambil
peran ibu bila perlu.
Akhirnya, tulisan ini bukan dimaksudkan untuk riya’
maupun sum’ah, namun untuk menjadikan ilmu yang disampaikan oleh para pemateri
menjadi amalan sholih karena dengan menyambung informasi yang didapat serta
diterapkannya oleh pembaca sekalian, ilmu tersebut akan menjadi pahala yang
mengalir. Amin.
Konsientisasi atau proses penyadaran melalui media
pelatihan yang saya rekam balik melalui tulisan ini hanya bentuk kesadaran kita
sebagai para pelaku penjamah makanan dimana para pelaku tersebut tidak menutup
kemungkinan dan besar kemungkinan adalah kita semua.
J.Sumardianta (2013), “cara terbaik belajar, adalah
dengan membaca, menulis, dan mengajar”, dengan membaca tulisan ini besar
harapan menjadikan kita senantiasa belajar, baik belajar secara tekstual maupun
belajar mempraktikkannya. Menulis, dengan saya menulis ringkasan materi
pelatihan ini juga harapannya menjadi amal sholih penyambung para pemateri
sebelumnya dan menjadi bahan kita untuk mengasihi dan mengajar peserta didik
kita sekalian. Untuk memperkuat pendapat Ludwig Witgenstein, filsuf jerman, “bila
yang kau miliki hanyalah palu, segalanya akan tampak seperti paku semua”
maksudnya adalah sasaran tambak/ pembaca sekalian adalah orang-orang
berpendidikan tinggi dan melek media, namun para pembaca pastinya hanya
memiliki keahlian dibidangnya saja, dan akan kelihatan paku semua bila hanya
palu yang dimiliki. Dengan penawaran bacaan tentang oleh-oleh pelatihan
kesehatan penjamah makanan ini akan menambah piranti kita tidak sebatas palu
saja.
Hasan Al-bana 05 mei 2013 , 19:30
Note: Bila ada koreksi
kesalahan atau apapun yang tidak nyambung setelah membaca tulisan di atas, bisa
diperdebatkan asalkan tetap dalam bingkai fastabiqul khairat dan mencari
kebenaran yang sebenar-benarnya tentang ilmu yang disampaikan, tahap belajar
yang menyenangkan adalah menulis ringkasan ini J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar