Minggu, 05 Mei 2013

KESEHATAN MAKANAN

OLEH-OLEH PELATIHAN KESEHATAN PENJAMAH MAKANAN
Puskesmas Rampal Celaket
April 2013

“Pikiranmu akan menjadi ucapanmu. Ucapanmu akan menjadi perilakumu. Perilakumu akan menjadi kebiasaanmu. Kebiasaanmu akan menjadi karaktermu. Karaktermu akan menjadi taqdirmu”. –Mahatma Gandhi—
            Yang saya pikirkan saat ini adalah bagaimana membuat jalan tol menuju surga hanya dengan bermodal berbagi informasi-informasi penting berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Berawal dari pikiran dan berakhir menjadi taqdir bila kita mampu mengubahnya sendiri melalui berbagai cara yang kita bisa.
            Hermawan Kertajaya mengatakan “Latihan akan menguadratkan skill, berlatih membuat orang menyadari kelemahan-kelemahannya. Latihan akan membuka pintu lebar-lebar untuk menjadi pribadi excellence. Entah itu alegori atau ungkapan motivasi atau apapun namanya, intinya adalah saya  gunakan sebagai pijakan untuk mensiasati kelemahan yang ada pada diri saya untuk terus berlatih dan berlatih sehingga skill  tidak hanya meningkat pangkat dua namun pangat tiga, empat, dan seterusnya.
            Pribadi introvet (cenderung menarik diri dari pergaulan) sudah ada sejak masa kecil saya sehingga untuk mensiasatinya adalah dengan mengikuti berbagai kegiatan organisasi, namun tetap saja pribadi tersebut masih melekat kuat, siasat kedua adalah dengan mengasah kemampuan yang bertolak belakang dengan introvet itu sendiri meskipun hanya untuk ngibuli  supaya kelihatan ekstrovet, melalui tulisan ini saya mencoba mengakali kemampuan bicara yang belepotan karena apa yang hendak disampaikan sesungguhnya sempurna ketika masih berada didalam pikiran namun menjadi tak sesuai bahkan cacat atau tak sempurna ketika disampaikan secara verbal.
            Oleh-oleh pelatihan kesehatan yang saya dapat sebenarnya telah banyak diketahui oleh banyak pihak, namun lebih ke arah pemantapan dan merefresh ulang pengetahuan maupun segi praktik dalam hal menjaga kesehatan khususnya di lingkungan sekolah yang berhubungan dengan para penjamah makanan (yang memproduksi, penyedia, dan konsumen). Besar harapan dengan pelatihan tersebut dapat diterapkan oleh semua peserta pelatihan dimana pesan terselubung dari kegiatan tersebut adalah “menuju kantin sehat”, kantin sehat, sekolah sehat, generasi penerus bangsa ini pun sehat.
            Pelatihan ini berlangsung selama 2 hari, 29-30 April 2013, peserta pelatihan terdiri dari para guru UKS dan Penjual di kantin sekolah yang berjumlah 20 orang dari 10 sekolah yang tersebar di wilayah kerja puskesmas rampal celaket seperti Santo yusup, Mardiwiyata, Cor Jesu, Ahmad Yani, SMA 3, SMAI, dll. Peserta pelatihan yang mayoritas perempuan membuat saya tampak paling ganteng karena hanya 3 orang saja laki-lakinya, saya dan dua orang bapak paruh baya. Para pemateri adalah pihak dari dinas kesehatan kota Malang yang sangat berkompeten di bidangnya. Sebut saja bu Khusnul, beliau sangat lihai dan mahir ketika menyampaikan materi tentang makanan dan gizi, fakta-fakta aktual disampaikan beliau dengan data-data akurat yang beliau paparkan.
            Fakta yang mencengankan saya adalah ketika beliau menyampaikan bahwa jajanan dan makanan yang diedarkan di Festival Malang Tempoe Doloe (MTD) 2012, ternyata 80% makanan yang beredar positif mengandung bahan-bahan tambahan pangan yang terlalu berbahaya bagi kesehatan tubuh penikmat jajanan tersebut, warna merah dan kuning mencolok yang terkadung dalam krupuk, lupis, dll ternyata mengandung beberapa bahan kimia yang berbahaya seperti Radomin B (pewarna baju/ wantek), borak, formalin,metanil dll.
            Empat bahan kimia yang saya sebutkan sangat mendominasi makanan-makanan yang beredar di MTD dan fakta lain juga membuktikan makanan tersebut juga beredar di masyarakat malang secara meluas. Bagaimana bisa racun berdalih makanan tersebut dengan mudahnya dijumpai dipasaran? Dan secara jujur sampai sekarang pun saya menyesali kenapa tidak dulu-dulunya saya mengetahui informasi penting berkenaan dengan kesehatan ini. Banyak makanan yang telah saya konsumsi ternyata mengandung bahan-bahan kimia tersbut, dimana menurut bu Khusnul, bahan tersebut memang efeknya tidak langsung melainkan jangka panjang dan akan meledak pada saatnya dengan nama-nama penyakit modern yang beraneka ragam tergatung bagian tubuh mana yang terserang terlebih dahulu.
            Secara garis besar informasi yang disampaikan tentang kesehatan dan gizi oleh bu Khusnul sangat mengerikan bagi saya, dan menimbulkan efek takut ketika mengingat-ingat bahwa dahulunya terlalu banyak makanan tersebut masuk ke dalam perut saya. Sebut saja bakso, pangsit, kerupuk pasir, cilok, dan kawan-kawan sebangsanya. Bu Khusnul menambahkan, makan dan minuman yang mengandung bahan pengawet maupun kimia tersebut sebenarnya boleh, namun bila berlebih dan terus-menerus setiap harinya akan sangat berbahaya.
            Setali tiga uang dengan yang disamapaikan dokter Ali Sahab tentang bahan tambahan pangan. Bahaya biologis, bahaya kimia, bahaya fisik, beserta rinciannya yang beliau sampaikan baik itu dari alam maupun tidak, lagi-lagi banyak sekali kesalahan-kesalahan yang diambil jalan pintas untuk menyiasatinya dengan resiko jangka panjang yang menakutkan. Ambil contoh seperti air raksa atau merkuri, senyawa logam berat ini bila termakan oleh kita dan mengendap dalam tubuh, dia tidak bisa keluar lagi atau sulit keluar, nah bahan tersebut ternyata terkandung dalam makanan kita sehari-hari tanpa sadar kita makan. Disebut bahaya kimia dan juga bahaya biologis karena bahan tersebut masuk melalui mulut kita dalam bentuk makanan berupa ikan yang tercampur merkuri, dan makanan laut atau makanan olahan dari laut lainnya, serta jamur, ikan butek dll.             Rekan sejawat  dokter Ali, ketika dalam masa kehamilannya sangat gemar makan ikan dengan harapan anaknya kelak akan cerdas dan pintar. Namun sayangnya setelah kedua anaknya lahir, ternyata semuanya cacat bahkan diatas level idiot, setelahnya rekan dokter Ali tersebut yang juga pegawai dinas kesehatan kota Malang, melakukan penelitian sendiri terhadap ikan yang dikonsumsinya terdahulu yang berada di Kalimantan, dan ternyata memang kandungan ikan tersebut terlalu banyak bahan kimia yang mencemari habitat ikan.
            Ketika materi ketiga disampaikan oleh bu Kurniataniningrum, beliau menjelaskan terlebih dahulu sebab musabab pemberian namanya kenapa ada tani pada namanya, dikarenakan pada tanggal kelahirannya adalah 29 september (kalau ndak salah) adalah hari tani nasional sehingga orang tua beliau supaya mudah mengenang hari tani nasional , cukup mengingat-ingat nama bu nia (panggilan bu Kurniataniningrum).
            Kembali ke materi ketiga, bu nia menyinggung masalah antioksidan, informasi yang saya garis bawahi dan saya tulis besar-besar di note saya adalah antioksidan sebagai zat yang mampu mencegah kerusakan sel atau menetralisir racun-racun yang ada didalam tubuh akan bisa bekerja bilamana ketika kita berhenti makan sebelum kenyang dengan artian bahwa harus ada ruang kosong didalam perut. Hal ini tentu saya sebagai seorang muslim langsung menarik benang merah, “benar juga kata Rasul, beliau bersabda bahwa “makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang”, pelatihan ini juga termasuk pelatihan penguatan akidah. Karena bagaimana mungkin Rasul yang ummi  atau tidak bisa baca tulis bisa mengatakan hal tersebut padahal secara ilmiah maupun pengalaman beliau belum terlalu tahu hal tersebut. Yang luar biasanya lagi baru setelah 14 abad berlangsung, manusia mengetahui manfaat dari hadits Rasul tersebut, namun sayangnya mereka berhenti pada tataran “iya-ya”, ucapan tersebut justru tidak menjadikan iman mereka menjadikan kuat melainkan malah semakin rakus untuk berwisata lidah atau kuliner, mengingat semakin menjamurnya warung-warung makanan yang menggoda kaum hedonis saat ini untuk makan, makan, dan makan tak peduli sudah kenyang atau tidak.
            Khusus untuk materi kesehatan badan, yang tersisa dan paling menancap dalam pikiran saya adalah ketika bu Erni menyampaikan bahwa pukul 11 malam sampai 00:30, ketika kita tidur akan ada proses perbaikan hati, empedu, usus, secara mandiri dan otomatis oleh tubuh kita. Hanya pada kurun waktu tersebut saja hati, empedu, usus akan memperbaiki diri, sehingga pesan bagi para hansip, pemuja warung kopi malam, pecinta begadang dan pembenci H. Rhoma Irama (begadang jangan begadang) tentu harus melirik dengan dua mata akan pentingnya istirahat malam. Para kaum pengikut mahzab lowoisme  atau pengikut aliran lowo (kelelawar) dimana keluar malam dan tidur siang hari akan sangat berbahaya bagi mereka, karena lebih lanjut bu Erni menyampaikan, bila kita setelah shalat subuh tidur lagi akan menyebabkan mengeraskan hati, dan merusak bagian-bagian tubuh kita.
            Banyak lagi pemaparan-pemaparan pemateri yang tak sempat terekam dalam bentuk tulisan di note saya namun cukup menancap dipikaran saya. Bahan-bahan pengawet pada makanan buatan pabrikan yang saya jual di koperasi sekolah baik itu minuman maupun makanan ringan ternyata mengandung pengawet seperti asesulfat, aspartam, siklamat, sakarin, sukrosa. Memang pihak BPOM atau yang berwenang memberikan ijin layak tidaknya makanan itu beredar, mengijinkan makanan-makanan yang saya jual untuk beredar, namun yang saya takutkan adalah bila setiap hari peserta didik disekolah tempat saya mengajar mengkonsumsi jajanan pabrikan tersebut tanpa diimbangi dengan pola makan yang sehat lainnya seperti mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna tentu akan meracuni mereka semuanya dan bila di diakhirat ditanya “kenapa kamu mendzolimi diri sendiri dengan memakan racun berkedok makanan? Siapa yang jual makanan tersebut? “ tentu murid SDIT Ahmad Yang saat ini berjumlah kurang lebih 180-an akan dengan kompak menjawab Pak Hasan....! (bapak koperasi) J, gauat bin berabe buat saya.
            Satu informasi terakhir yang sempat terekam di otak saya adalah tentang kandungan pengawet bernama Aspartam, aspartam akan bisa berubah susunan kimiawinya bila bertemu dengan kondisi suhu panas tertentu, dan parahnya adalah ternyata ia akan berubah menjadi susunan kimiawi yang disebut dengan formalin. Saya selaku guru olahraga disekolah tentu kaget dengan informasi ini, Aspartam akan berubah menjadi formalin dicontohkan ketika peserta didik sehabis olahraga, suhu tubuh mereka menjadi panas, ketika panas itulah tanpa disadari mereka minum minuman yang mengandung Aspartam yang banyak beredar dipasaran (baik itu mereka beli di toko, maupun dibekali oleh orang tuanya dari rumah), memang iklan di TV sangat meyakinkan mereka bahwa ketika setelah olahraga badan yang banyak kehilangan ion tubuh akan kembali segar, namun bila kita telusuri dan lihat komposisi yang tertera di botol minuman tersebut mengandung Aspartam.
            Selebihnya informasi-informasi berikutnya banyak sekali menyinggung tentang bagaimana menjadikan kantin sekolah sehat, bersih, dimulai dari cara memasak, menyajikan, pemilihan bahan, kebersihannya, dan lain sebagainya beserta cara memblokir atau mencegah habits atau kebiasaan-kebiasaan yang dianggap biasa namun berbahaya dalam menyajikan makanan sehat serta tip-tip menuju kantin sehat. Sebagian besar informasi tersebut menurut hemat saya memang sangat cocok bagi kaum ibu yang peduli akan kesehatan anak-anaknya, namun setelah saya renungkan ternyata ilmu tersebut tidak hanya boleh diketahui oleh ibu-ibu, bapak-bapak pun berhak untuk tahu dan mengambil peran ibu bila perlu.
            Akhirnya, tulisan ini bukan dimaksudkan untuk riya’ maupun sum’ah, namun untuk menjadikan ilmu yang disampaikan oleh para pemateri menjadi amalan sholih karena dengan menyambung informasi yang didapat serta diterapkannya oleh pembaca sekalian, ilmu tersebut akan menjadi pahala yang mengalir. Amin.
            Konsientisasi atau proses penyadaran melalui media pelatihan yang saya rekam balik melalui tulisan ini hanya bentuk kesadaran kita sebagai para pelaku penjamah makanan dimana para pelaku tersebut tidak menutup kemungkinan dan besar kemungkinan adalah kita semua.
            J.Sumardianta (2013), “cara terbaik belajar, adalah dengan membaca, menulis, dan mengajar”, dengan membaca tulisan ini besar harapan menjadikan kita senantiasa belajar, baik belajar secara tekstual maupun belajar mempraktikkannya. Menulis, dengan saya menulis ringkasan materi pelatihan ini juga harapannya menjadi amal sholih penyambung para pemateri sebelumnya dan menjadi bahan kita untuk mengasihi dan mengajar peserta didik kita sekalian. Untuk memperkuat pendapat Ludwig Witgenstein, filsuf jerman, “bila yang kau miliki hanyalah palu, segalanya akan tampak seperti paku semua” maksudnya adalah sasaran tambak/ pembaca sekalian adalah orang-orang berpendidikan tinggi dan melek media, namun para pembaca pastinya hanya memiliki keahlian dibidangnya saja, dan akan kelihatan paku semua bila hanya palu yang dimiliki. Dengan penawaran bacaan tentang oleh-oleh pelatihan kesehatan penjamah makanan ini akan menambah piranti kita tidak sebatas palu saja.
                                                                        Hasan Al-bana 05 mei 2013 , 19:30

Note: Bila ada koreksi kesalahan atau apapun yang tidak nyambung setelah membaca tulisan di atas, bisa diperdebatkan asalkan tetap dalam bingkai fastabiqul khairat dan mencari kebenaran yang sebenar-benarnya tentang ilmu yang disampaikan, tahap belajar yang menyenangkan adalah menulis ringkasan ini J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar