Hasan Albana 11
november 2011
Udara, dan mimpi adalah 2 hal
yang gratis di dunia ini. Bernafas sebebas mungkin, mengambil
sebanyak-banyaknya tidaklah dilarang dan
membayar karena memang udara terlepas bebas di bumi ini serta disediakan gratis
oleh penciptanya bagi kepentingan organ tubuh manusia, karena gratis dan
melimpah orang jarang sekali menikmatinya.
Lain halnya bila sedang sakit dan dalam keadaan sangat memerlukan tentu
akan sangat menikmatinya bila telah terlepas dari keadaan yang kurang menguntungkan
tersebut. Hal yang gratis kedua yakni mimpi, semua manusia yang hidup pasti
pernah merasakan bermimpi, gratis, bebas, serta nikmat dan tidak hanya dapat
dilakukan ketika tidur dalam keadaan sadar pun dapat dilakukan meskipun
maknanya akan berbeda yakni berangan-angan, namun intinya sama.
Mickael Pelp seorang perenang
peraih medali emas olimpiade, pernah merasakan nikmatnya udara gratis dan bebas
ketika berenang dan kaki beliau kram di tengah kolam sehingga beliau tenggelam
dan memerlukan bantuan orang lain untuk mengangkatnya dari dasar kolam, beliau
mengakui bahwa meskipun seorang ahli dalam berenang tak menutup kemungkinan
tenggelam dan lupa akan nikmatnya udara gratis dan akan terasa ketika kita
memerlukannya. Kita boleh bernapas seboros-borosnya, namun kapasitas orang dan
keperluan udara yang dibutuhkannya hanya sebatas besar paru-parunya. Dengan
udara yang gratis pun, Mickael Pelp mampu mendulang keuntungan yakni menjadi
peraih medali Emas olimpiade.
Johan seorang sukses lulusan ITB
yang mampu kuliah ke Jepang juga memanfaatkan hal yang gratis yang diberikan
oleh Tuhan, yakni “mimpi”, namun beliau sebelum beraksi menuju mimpi-mimpinya,
tidak enggan untuk menuliskan mimpi-mimpi yang beliau inginkan yang terlebih
dahulu dibawa ke alam mimpi terlebih dahulu. Dengan menulis di secarik kertas
hal yang telah di impikannya serta menempel pada dinding kamarnya beliau mampu
mencapai itu semua dengan fasilitas gratis dan juga berawal dari hal yang
gratis yakni mimpi, menulis 100 mimpi di kertas dari hal yang terkecil dan
mengejarnya adalah cara jitu bagi Johan.
Dua fasilitas gratis ini memang
disediakan untuk manusia untuk mencapai tujuan dari pada hidup ini yakni
mencari ridha Allah, dengan dua hal gratis diharapkan mampu menjadikan manusia
mampu mencapainya.
Nidji dalam syair lagunya
mengatakan “mimpi adalah kunci”, kunci yang gratis untuk membuka pintu
keinginan manusia. Berawal dari mimpi yang gratis sangatlah membahagiakan bila
mendapat hal yang berharga bermodalkan dari hal yang gratis. Namun sayangnya, manusia yang
berkewarganegaraan Indonesia ini semua pandai-pandai bermimpi dan mimpinya yang
gratis pun mereka beli untuk menwujudkan tujuannya. Pemimpin membeli mimpi
rakyat kecil dengan menjadikan negaranya miskin dan menjadikan dirinya kaya melalui
tindak korupsi, padahal rakyat bermimpi untuk hidup damai dan sejahtera di
negara ini. Pandai bermimpi dan kurang cerdas dalam mewujudkan mimpi tersebut
juga melanda penduduk negeri ini. Mengapa hal yang gratis dalam hidup ini
menjadi hal yang mahal kalau sudah masuk dalam tataran hidup bernegara dan
menjadi seorang waga negara Indonesia. Udara yang gratis dan sehat harus
dibayar mahal dengan berdirinya gedung-gedung pencakar langit yang untuk
membangunnya perlu menebang pohon sebagai suplier udara gratis tersebut. Mimpi
maupun udara menjadi tidak gratis lagi di jaman sekarang ini.
Tidaklah sulit untuk menjadikan
hal yang gratis tersebut menjadi gratis kembali, yakni biarlah kami bernafas
sambil bermimpi, dan silahkan bernafas sambil bermimpi untuk untuk mengejar
kebahagiaan hidup ini tanpa menjadikan kami menjual-belikan udara dan mimpi
yang telah lama gratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar