Sabtu, 18 Mei 2013

CITA-CITAMU?

Bercita-cita adalah berani berfikir pada saat sekarang tentang nasib kita di masa yang akan datang. Apa saja yang kita pikirkan akan menjadi kenyataan dimasa yang akan datang, kalau itu kita katakan dengan penuh kesungguhan dan dilakukan berulang-ulang. Bercita-cita adalah sebuah instalasi program ke dalam otak tentang apa yang akan kita capai di masa yang akan datang. Sekali lagi cerita tentang sebuah taksi. Kali ini penumpangny adalah seorang ibu setengah baya. Setelah duduk di kursi belakang, serta merta sang supir bertanya kepada penumpangnya, “Ibu mau kemana?”. Penumpang itu menjawab, “Enggak tau”. Si supir mengulang pertanyaannya dengan nada lebih dikeraskan, barangkali si Ibu tadi agak kurang baik pendengarannya, “Maaf, Ibu minta diantar kemana?” penumpangnya tetap menjawab dengan datar,”Enggak tau!”. Kalau anda jadi supir taksi, kira-kira penumpang antik tadi mau anda antar kemana? Anda tentu akan mengatakan pada ibu itu, “kalau ibu tidak tahu akan pergi kemana, bagaimana saya tahu harus mengantarkan ibu kemana?”. Jika kita tidak mengetahui apa yang akan kita capai, bagaimana mungkin kita bisa mendapatkannya. Mikir punya uang 1 Milyar saja tidak pernah, bagaimana mungkin kita mendapatkannya.           
            Napoleon Hill mengatakan bahwa cita-cita adalah bentuk akhir dari seluruh rencana kita. Tuhan sendiri tidak akan berkenan untuk mengubah nasib hambanya, kalau hambanya itu sendiri tidak akan mengubahnya. Mantan Presiden Ford pernah mengatakan “Apa yang anda pikirkan akan menjadi kenyataan, baik berfikir bisa atau tidak bisa. Oleh karena itu, berfikirlah menjadi juara, anda akan menjadi juara.
            Bayangkan bila zaman dahulu tidak ada orang yang berani berfikir tentang energi listrik, seperti Thomas Alfa Edison, mungkin sampai saat ini kita masih menggunakan obor.
            Namun sekali waktu tanyakan kepada anak anda, boleh juga kepada teman-taman sekolahnya, “Dua puluh tahun lagi kalian ingin jadi apa? “bisa jadi jawabannya akan sangat beragam, namun sebagian besar akan kebingungan menjawab. Ibaratnya jika mereka dilepas ke tengah lapangan di pusat kota kemudian diperintahkan untuk pergi kemana saja bisa dipastikan mereka akan kebingungan. Hendak pergi ke arah barat, timur, utara ada pula yang hanya berputar-putar tanpa tahu tujuannya/. Bahkan ada seorang anak kelas 2 SD ketika ditanya apa cita-citanya, ia menjawb, “Saya pengen menjadi tukang parkir” (?!) anda tidak usah heran, karena dalam persepsi anak, tukang parkir itu pekerjaan yang paling enak, tinggal nongkrong, teriak, “kanan-kiri, stop!, balas!. Terus terima duit
            Nah kita harus memahamkan kepada anak dengan bahasa yang mudah dimengerti (contoh seperti cerita ibu naik taksi tadi) bahwa cita-cita it sangat diperlukan untuk menentukan kemana arah yang hendak dituju dalam hidup ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar