Permainan seperti Video Game atau Game Watch yang sekarang digemari
anak-anak tidak menunjang aktivitas anak. Padahal aktivitas itu sangat
diperlukan untuk melatih keterampilan fisiknya. “otot anak usia prasekolah dan
taman kanak-kanak di kota biasanya tidak cukup berkembang,” kata dr. Sadoso
Sumasordjuno, spesialis ilmu kedokteran olahraga.
Anak-anak itu kurang terlatih
untuk aktivitas fisik, seperti meloncat, berlari dan kegiatan olahraga lainnya.
Padahal itu dapat mempengaruhi fungsi faal dasarnya. “Biarkan anak bebas
bergerak sesuai dengan umur mereka. Jangan terlalu dilarang. Semakin banyak
bergerak, semakin baik untuk otot-ototnya. Justru kalau anak hanya diam saja,
orang tua patut curiga jangan-jangan anak itu tidak sehat,” lanjutnya.
Anak umumnya mempunyai rasa
ingin tahu yang besar, karena perkembangan keterampilan yang diberikan sejak
dini biasanya juga mudah diserap oleh anak. Kegiatan fisik anak berkembang
sesuai dengan pertambahan umurnya. Anak usia prasekolah 3-4 tahun lebih
menekankan aktivitas fisik menyerupai senam, seperti akrobatik, meloncat dan
melengkungkan badan. Untuk anak usia 5-7 tahun kecuali aktivitas senam,
disertai pula dengan pemanasan dan ketangkasan.
Dorongan orangtua agar
anak-anaknya mengikuti aktivitas olahraga akan mempengaruhi kesegaran jasmani
anak tersebut. Pada tahap awal keuntungan yang diperoleh anak, antara lain, ia
belajar mengikuti petunjuk, mengembangkan keterampilan mendengarkan,
mengembangkan kelenturan tubuh melalui latihan peregangan, dan menyempurnakan
koordinasi antara tangan dan mata.
Bahkan aktivitas tersebut bisa
membuat anak menjadi lebih siap untuk membaca! “Nampaknya memang aneh, tetapi
aktivitas persepsi motorik dini, dengan mengembangkan perbendaharaan kata dan
pendengaran itu, merupakan suatu pacuanpada fisik untuk belajar membaca,”
tambah Sadoso.
EFEK OLAHRAGA
Agar anak
tertarik untuk mengikuti kegiatan olahraga sederhana itu, sebaiknya oranguta
pun turut aktif berolahraga. Dengan begitu, untuk anak maupun orangtua senam
bukan suatu beban, melainkan suatu kesenangan yang juga memupuk kreativiatas.
Ada berbagai macam latihan yang bisa dilakukan, misalnya dengan balok
keseimbangan, bergantung di tali, berguling, palang tunggal dan sebagainya.
Mengutip hasil penelitian mengenai
efek latihan olahraga pada pertumbuhan anak, dr. Sadoso menyatakan, umumnya
anak-anak yang mengikuti latihan olahaga dengan takaran yang cukup, pertumbuhan
badannya cenderung lebih baik. Mereka tumbuh lebih tinggi, badannya lebih
berat, lingkar dadanya lebih luas, dan persendian lututnya juga lebih besar.
Jadi, aktivitas fisik itu membantu pertumbuhan anak. Latihan olahraga yang
dilakukan sejak dini dengan takaran yang cukup, juga mempengaruhi keterampilan,
ketegaran, dan keberanian seseorang. Mereka juga mempunyai tingkat kebugaran
yang tinggi, tidak cepat capek.
Selain itu, seorang anak yang
tidak dibiasakan melakukan aktivitas fisik sejak dini juga punya kecenderungan
tumbuh menjadi gemuk. Bila itu tidak segera diatasi, ia akan bisa mengalami
masalah obesitas. Problem ini tidak hanya membebani anak secara mental, tetapi
biasanya juga mengundang penyakit.
KOMPONEN
Ada empat
komponen kesegaran jasmani yang penting, yaitu kelenturan (flexibility),
kekuatan (strength), daya tahan otot (muscular endurance), dan daya tahan
jantung pernapasan (cardiorespiratory endurance), Kelenturan adalah kemampuan
untuk menggerakkan anggota badan yang maksimal. Misalnya, untuk memperbaiki
kelenturan pinggang, caranya dengan melengkungkan badan ke depan pada pinggang,
dan dada digerakkan menuju lutut.
Sedang kekuatan adalah kemempuan
otot untuk mengembangkan suatu tegangan yang menghasilkan kekuatan. Kekuatan
yang dinamis seperti lari, lompat, kekuatan balistik ditunjukkan misalnya
dengan gerakan melempar, menendang, dan memukul. Sedang kekuatan isometrik
adalah kemampuan untuk menstabilkan badan.
Memperbaiki daya tahan otot
dapat dilakukan dengan cara menambah jumlah waktu atau ulangan ketika melakukan
latihan olahraga. Daya tahan otot ini diperlukan untuk bergerak berulang-ulang.
Pada gerakan push up, misalnya, kekuatan diperlukan untuk menampilkan gerakan
itu, dan daya tahan otot diperlukan untuk melakukan push up berulang-ulang
Sementara daya tahan
jantung-pernapasan adalah kemampuan jantung dan paru-paru untuk menyediakan
oksigen dan zat makanan yang cukup bagi otot-otot yang aktif bergerak, serta
membuang sisa metabolisme otot. Cara untuk memperbaiki daya tahan
jantung-pernapasan ini antara lain dengan lari dan melompat minimal 10 menit.
LATIHAN TERATUR
Untuk mendapatkan
kebugaran tubuh diperlukan latihan yang teratur. Tanpa latihan yang teratur
biasanya kebugaran pun akan menurun. Hasrat untuk bergerak pada anak sangat
besar. Mereka senang melakukan berbagai permainan yang banyak melibatkan
aktivitas fisik. Kalau sekali-sekali malas itu wajar. Tetapi bila itu
berkelanjutan, kemungkinan anak tersebut sakit.
Ada tiga prinsip yang diberikan
Sadoso agar latihan yang dilakukan bermanfaat bagi kesegaran jasmani anak,
yaitu beban lebih, kemajuan dan kekhususan. Beban latihan perlu ditambah agar
latihan ada manfaatnya. Misalnya, hari ini keliling ruangan satu kali, bebarapa
waktu kemudian harus ditambah sebanyak dua kali, tiga kali dan seterusnya.
“jangan khawatir anak menjadi kecapekan. Biasanya kalau merasa capek, anak otomatis
akan berhenti sendiri,” ucapnya.
Yang dimaksudkan kekhususan
adalah suatu hasil yang diharapkan bila melakukan latihan tertentu. Untuk anak,
ia menganjurkan agar latihan dibuat lebih bervariasi agar anak tidak bosan, dan
perkembangannya tidak terbatas pada otot-otot tertentu saja. Misalnya, hari ini
lari, besok naik sepeda, kemudian berenang, dan hari berikutnya melakukan
latihan yang banyak unsur lompatnya. “Selain menambah beban, juga dianjurkan
untuk menaikkan frekuensi latihan secara bertahap.”
(Sani
Sanusi/ Chris Pudjiastuti) harian Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar