Hasan Albana, M.Pd
Guru SDIT Ahmad Yani/ warga perumahan Srikandi Kota Malang
Taman Talenta menjadi
pemersatu bapak-bapak dan ibu-ibu srikandi. Menjaganya seperti menjaga nyawa
para penduduk srikandi. Setiap pekan berkumpul dalam canda dan tawa, nyanyian
nostalgia diputar dan dinyanyikan bersama.
Lima
kali sehari kumandang adzan tidak pernah lepas beredar di udara srikandi,
berdiri megah Masjid Ar-rahman sejajar dengan pilar taman talenta, satu kali
seminggu udara srikandi juga tidak lepas dari wewangian dupa ibadah menyembah Bhagvan.
Seminggu sekali udara srikandi juga menjadi perantara nyanyian pujian indah
dari teman-teman Nasrani. Tanaman-tanaman tumbuh subur di taman talenta, ia
tidak faham apa arti kata toleransi. Tidak tertulis tapi terlihat sangat tulus.
Erat sekali pelukan toleransi yang nampak pada taman talenta di bumi srikandi.
Suatu kala, bunyi
nyanyian itu terdengar indah beriringan gitar dan suara merdu dari para
pengibadah di rumah nomor 9. Bagi nomor 8, hal tersebut adalah hal yang biasa,
dan kebebasan beragama lebih diutamakan terajut toleransi. Putra dari nomor 8
yang mungil usia bilangan 6 bertanya, ada apa gerangan tetangga nomor 9 selepas
isya bernyanyi bersama?
Sang ayah diam dalam
pikirnya. Berpikir keras mencari-cari jawaban terkait hal tersebut. Diksi yang
dipilih belum ketemu, dialihkannya pertanyaan tersebut dengan menginstrusikan
untuk segera melanjutkan belajar dan menyelesaikan tugas karya membuat kertas
pelanginya.
Sejenak
sang ayah termenung sembari melihat karya-karya putranya. Diiringi lagu-lagu
pujian yang menembus jendela rumah, sang ayah mulai yakin menemukan jawaban
atas pertanyaan putranya.
‘karyamu
sudah selesai nak?’ tanya ayah
‘belum
ayah, tinggal mewarna yang biru’ jawab sang anak
Selepas 10 menit
berselang, karya itu pun telah jadi dan indah dipandang. Sang ayah menejlaskan
kepada putranya, karyamu ini akan nampak indah bila ia memiliki warna warna
yang berbeda, bila hanya satu warna maka tidaklah menarik untuk dipandang.
‘hm....’
sang anak belum 100% faham dan setuju
Merah, kuning, hijau,
biru, oranye, dan warna lainnya menjadi satu dalam karyamu ini, adik pernah
lihat lambang taman talenta di sebelah rumah kita? Lambangnya sama dengan karya
adik ini, yaitu pelangi. Seperti itulah Negri kita Indonesia. Memiliki beragam
warna baik itu sukunya, bahasanya, maupun agamanya.
‘nah....,
tetangga nomor 9 sedang melakukan ibadahnya. Karena tetangga kita beragama
kristen, maka kita wajib menghormatinya’.
Kalau
adik dengan ayah beribadahnya setiap hari ke masjid, kalau tetangga kita ke
gereja atau juga bisa mereka di rumah seperti sekarang ini. Dengan khutbah pak
pendeta serta diselingi dengan nyanyian lagu pujian-pujian.
Perlahan
adik mulai paham bahwa ia berbeda dengan tetangganya. Tetangganya di sebelah
barat taman talenta tersebut sedang beribadah sesuai dengan agamanya. Sedangkan
tetangganya yang sebelah timur, terkadang ketika malam hari menyalakan sesuatu
sehingga terendus bau-bau wangi disekitar taman talenta.
Sang
anak dalam nalar kritisnya melanjutkan pertanyaannya. ‘mengapa tetangga
nomor 10 menyalakan dupa-dupa wangi tersebut?’ tanya sang anak
Sang ayah yang telah
merasa berhasil melewati pertanyaan ujian pertama, mulai berpikirkembali atas
pertanyaan ujian toleransi yang kedua ini.
Tembok
rumah dengan plat nomor 10 besar tertempel disebelahnya atas nama Nyoman. Mrajan
atau tempat ibadah terletak persis di taman pekarangan rumahnya. Sesajian
terjajar rapi di depan Mrajan ibadah tersebut, sumber bau wewangian nampak
jelas berasal dari Mrajan ibadah tersebut. Sang ayah memandangi dari atas
hingga bawah rumah pak Nyoman, memang nampak berbeda dengan rumah nomor 9
maupun 11. Keempat rumah yang
mengelilingi taman talenta tersebut tidaklah sama.
Sang
ayah tidak lagi menjawab dengan pelangi, namun sumber inspirasi jawaban
ditemukannya melalui tanaman-tanaman yang berjajar rapi di taman talenta. Tanaman
tersebut meskipun berjajar rapi tidak saling berebut, ia mengetahui posisinya
masing-masing, siapa dirinya masing-masing, dan menebarkan manfaat bagi orang
yang mengunjunginya, yaitu udara yang bersih dihasilkan oleh tanaman-tanaman
tersebut. Meskipun berbeda jenis tanaman, namun ia menebar manfaat yang sama,
yakni memberikan keteduhan serta udara bersih bagi orang disekitarnya.
Adik
itu ibarat pohon-pohon tersebut, meskipun jenis pohonnya tidak sama namun
memiliki peran yang sama bagi manusia disekitarnya. Tetangga kita nomor 10 juga
ibarat pohon lainnya, ia berbeda dengan kita namun tugasnya sebagai pohon juga
sama yaitu memberikan kebaikan bagi orang disekitarnya.
Sang
adik yang mulai paham akan penjelasan ayah terbang dalam angannya, ia
membayangkan kebahagiaan yang dirasakan oleh kakek-kakek dan nenek-nenek
perumahan srikandi yang sedang bernyanyi setiap minggunya di taman talenta.
Duduk bersama, bercengkerama sembari minum teh hangat, rukun dan saling
membantu satu sama lainnya.
Dalam
angannya ia terkaget dengan suara ketukan pintu dengan irama empat per empat
laksana lagu indonesia raya.
‘dok..dok..dok..dok” suara ketukan pintu pertama
‘dok..dok..dok..dok...dok..’
suara ketukan pintu kedua
‘assalamualaikum’ sahutan
pengiring ketukan pintu berikutnya
Sang anak menjawab ‘waalaikumussalam
warahmatullahi wabarakaatuh’
Pak
Ujang adalah tetangga nomor 11 yang sedang mengantarkan nasi ‘berkat’,
ia bersama warga sedang syukuran atas kelahiran putra tercintanya dan
membagikan makanan kepada tetangga-tetanggaanya nomor 1 sampai 20.
Untuk
ketiga kalinya, sang anak bertanya dalam nalar kritisnya. ‘ pak Ujang kok
juga mengetuk pintu nomor 9,dan 10 ?
“Bukankah
Pak Ujang beragama Islam ?, dan tetangga nomor 9 kristen, nomor 10 hindu?” tanya
anak kepada ayahnya
Sang
ayah terdiam juga untuk ketiga kalinya. Karena tak kunjung menjawab, sang anak
berinisiatif bertanya langsung ke Pak Ujang dengan mengikutinya sampai di depan
pintu tetangga nomor 10.
“pak
Ujang, kenapa memberi makan tetangga nomor 9 dan 10, bukankah mereka tidak
beragama Islam?”
Pak
Ujang menjawab dengan tegas bahwa makanan-makanan tersebut dimasak bersama
dengan tetangga nomor 9 dan 10 termasuk Ibumu juga, sayurnya ambil daun kelor
dari tanaman di taman talenta yang ditanam bersama-sama. Buahnya juga mengambil
dari pohon mangga yang sedang ranum berbuah di taman talenta.
Meskipun
berbentuk taman, namun berbagai jenis tanaman-tanaman berbeda yang ditanam
adalah jenis tanaman yang memiliki manfaat untuk warga sekitar taman. Dari
warga untuk warga.
Sang
anak nampak gembira sekali dengan jawaban dari Pak Ujang, ternyata untuk bisa
hidup rukun tidak perlu membeda-bedakan agama, namun harus saling menghargai,
saling berbagi, saling menghormati, menjadi kunci hidup berdampingan yang
bahagia di Bumi Srikandi Blimbing Kota Malang.
Momen
lebaran 2025 bagi sang anak menjadi lebih sempurna, tatkala pulang dari shalat
idul fitri di masjid perumahan, ia bersama ibunya turut membawa baki
berisi makanan kupat lontong lengkap dengan ayamnya disajikan di taman talenta
yang teduh, dan disantap bersama-sama keluarga Srikandi yang berbeda-beda
tetapi tetap satu keluarga. Indonesia.
#ToleransiDiHariRaya #SalingJaga
#LingkunganHariRaya #YCG #GuruBineka #GuruJagaLingkungan
Hasan Albana (hhasanaalbana@gmail.com) 085645466162
Kota Malang
Nb: taman talenta terletak di Jl.Comal Perumahan Srikandi Blimbing Kota Malang
Bineka tunggal
ika: berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan, hidup rukun
Berbagai pemeluk
agama terletak di perumahan ini, namun kerukunan dan toleransi sangat nampak
terasa. Semoga di daerah lain juga mengalami hal yang sama
Semoga....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar